Tradisi Corat-Coret Seragam Selepas UAN, Apa Untungnya ?

Tradisi Yang Sulit di Hilangkan
Corat-coret seragam, bukanlah hal yang lumrah kita temui di ranah bumi pertiwi ini, setiap selesai melaksanakan Uan selalu ada yang merayakannya untuk mencoret seragam mereka, apa untungnya ? jika di pikir lebih dalam kegiatan ini hanya merugikan diri sendiri maupun orang lain, para pelajar melakukan konvoi dengan baju yang di corat-coret tak jelas.

Wajar jika para kepolisian mengamankan para siswa yang melakukan hal yang tak bermanfaat tersebut, dampak yang di hasilkan dari tradisi corat coret ini pun sangat besar selain menyebabkan tawuran antar sekolah tantunya sangat membuat warga resah, karena bisa saja para pelajar tersebut malakukan hal yang tidak sewajarnya seperti mencoret tembok dengan cat semprot yang ia gunakan.

Jujur dulu selepas saya tamat SMA, saya tak melakukan hal yang tak bermanfaat ini , mengapa demikian ? karena saya menyadari baju seragam ini akan lebih bermanfaat jika di sumbangkan kepada orang yang membutuhkannya seperti korban bencana alam yang marak terjadi di Ranah ini. Selain itu saya menyadari bahwa sangat susah medapatkan seragam karena orang tua yang bekerja pas-pasan harus bekerja keras untuk membelikan selembar seragam yang menurut oarang murah namun menurut saya sangatlah mahal.

Mungkin para pelajar yang melakukan ini sangat bangga bisa mencoret-coret seragam mereka, dengan alasan menjadikannya sebuah kenang-kenangan di masa SMA, “ha” itulah pemikiran remaja masa kini segala sesuatu yang selalu di anggapnya benar, padahal di balik itu semua ada kata “mubazir”. Corat-coret seragam merupakan upaya mereka untuk mengekspresikan kegembiraan mereka saat selesai melaksanakan ujian Nasional, satu pertanyaan yang akan saya lontarkan.

“Memang kamu yakin akan lulus setelah selesai Uan ? nilai saja belum keluar sudah berani bersenang-senang, entar kalo gak lulus gimana ? nangis kewali kelas untuk minta di luluskan ? PERCUMA.”

Lebih baik luangkan waktu kalian untuk berdoa minta kelulusan dengan hasil yang memuaskan ketimbang konvoi kesana-kemari dengan membawa cat semprot dan melakukan aksi corat coret. Jangan seneng dulu, kalian belum ngerasain bagamana sebuah skripsi di coret sama dosen sakitnya tu di jari-jari, siang malem ngetik demi skripsi pas konsultasi coretan panjang menghiasi lembaran kertas putih, perbaiki dan perbaiki.

Berfikirlah sedikit dewasa dan mulailah dengan menatap masa depan dengan memikirkan sebuah tindakan, apakah itu menguntungkan atau malah menjerumuskan ke hal yang merugikan, bantah semua tradisi corat coret seragam dan teriakkan dengan lantang bahwa kalian anti dengan corat-coret seragam

0 komentar: