Menjamah Keprawanan Gunung Nyamuk di Pantai Baru

Pantai Baru

Pantai baru yang memiliki kecamatan Pulau laut tengah ini memiliki hutan lindung yang sangat luas , gunung-gunung yang masih alami terlihat jelas dari kejauhan, Pantai Baru yang berkabupatenkan Kotabaru memiliki kisah mengesankan bagi si penulis pasalnya penulis sudah mendiami kampung ini sejak 1996 yang jika di hitung dengan teliti penulis sudah mendiami kampung ini sejak 19 tahun silam.

Terkesan dengan tayangan-tayangan wisata dan adventure di televise membuat saya dan teman-teman saya memiliki hasrat yang menggebu-gebu untuk menjelajahi pegunungan yang ada di sekeliling desa kami. Hari itu hari sabtu di  mana kami merencanakan untuk camping dadakan di salah satu gunung yang ada, untuk tujuan kami masih belum memiliki pemikiran yang tepat dimana kita harus menjejakan kaki ini di malam minggu nanti, dengan berbekal peralatan yang ada seperi parang dan Sabit kami mencoba merintis jalan ke gunung yang belum terjamah oleh orang-orang.

Gunung di kampung Pantai baru ini mayoritas di gunakan sebagai lahan perkebunan oleh beberapa orang yang katanya lahan mereka, kebun karet, kunyit dan jahe adalah tanaman yang sangat sering mereka tanam di gunung tersebut. Lanjut ke pencarian jalan tadi , dengan keadaan rimbunnya semak-semak belukar kami coba untuk menebasi hingga jadilah jalan setapak yang akan mengentarkan kami ke tempat yang menenagkan nanti.

Ber jam-jam kami mencari tempat untuk camping namun tak kunjung kami temukan, tempat sangat banyak namun belum ada yang pas dengan selera hati ini, mengitari rimbunan pohon dan semak belukar yang ada akhirnya kami menemukan sebuah tempat yang strategis nan menenangkan, tempat yang belum pernah terjamah oleh orang-orang dan jauh dari hiruk pikuk suasana kampung. tepat di bawah pohon mangga besar yang berada di salah satu gunung tersebut kami akan meracik tenda untuk malam nanti, mulai dari membuat tempat pembakaran dari batu hingga kerangka tenda yang ala kadarnya. Tak terasa Hari beranjak  siang dan kerangka tendapun sudah usai kita buat meski agak sederhana, kini saatnya kami pulang dan berkemas untuk keperluan malam nanti.
Senja hari itu seakan memberi tanda agar kami segera bergegas untuk naik ke atas gunung dan memasang perlengkapan tenda, layaknya seperti penjelajah-penjelajah hutan yang professional kami sebelum naik berkumpul, memastikan barang apa saja yang di bawa dan tentunya melakukan ritual yang khas yaitu berdoa dengan ikhlas semoga selalu dalam lindungan-NYA.

Perjalanan menuju tempat camping memakan waktu 30 menit dengan medan yang cukup menantang, turunan tajam dan kemiringan yang cukup terjal menjadi alasan mengapa perjalanan kami memakan waktu cukup lama, tak ada kendala yang kami alami selama perjalanan dan semuanya sampai di tempat camping dengan selamat.

Hari kian gelap dan kami bergegas memasang tenda sederhana yang di susun atas rangkaian terpal usang untuk alas kami membawa terpal yang lumayan bagus.  Karena orang kami banyak memasang tendapun tak memakan banyak waktu, sehingga berdirilah sebuah tenda unik buatan tangan kami sendiri. Adzan magrib berkumandang hal itu memiliki tanda bahwa senja tlah pergi dan sekarang berubah jadi malam, selepas adzan kami bercengkrama mengitari api unggun yang sudah membara, Hingga celoteh salah satu teman ku membawa kami untuk memberi nama gunung ini, Gunung Nyamuk adalah usul dari ku karena gunung ini menyerang kami dengan pasukan nyamuknya yang super banyak, hingga lotion nyamuk tak mampu untuk mengatasinya, Ya gunung nyamuk segala jenis nyamuk bisa kalian temui dan gigitannya juga bisa kalian coba mulai dari nyamuk yang gigitannya berasa setelah dia kenyang hingga nyamuk yang kecil yang gigitannya bak jarum suntik.

Tapi semua serangan nyamuk itu tak mengalahkan semangat kami untuk memprawani gunung ini, gunung yang belum pernah di camping oleh siapapun kecuali kami,anak desa pantai baru. Sensasi berbeda kami dapatkan di sini alam yang tenang hingga suara-suara alami yang menambah suasana Natural menjadikan salah satu daya tarik tersendiri bagi kami.

Kegiatan pertama yang kami lakukan malam itu ialah bernyanyi dengan di iringi petikan-petikan gitar yang melantun dengan merdunya. Berbagai lagu telah kami nyanyikan mulai dari lagu galau hingga lagu-lagu yang absurd semuanya telah tamat. Jam tangan menunjukkan pukul 10.00 semua kru camping malam itu mengalami masalah yang sama yakni perut kroncongan, segeralah kami memasak bekal kami yaitu mie yang menjadi makanan favorite anak camping.

Kegiatan kedua cukup asik yakni bermain Domino hingga malam menjelma menjadi dini hari, permainan itu menerapkan system KALAH-GANTI, yang membuat si kalah menjadi menyesal kenapa harus dia yang kalah. Rasa kantuk tak dapat di bendung lagi hingga semua kru tidur di posisi masing-masing, tak sampai merebahkan tubuh 15 menit serangan pesawat sukoi berterbangan di telinga ini, hingga membuat kami tak dapat terlelap, sesekali kami menyalakan api unggun yang mati denga harapan dapat mengusir serangan pesawat yang slalu  menghantui kami. Ya, asap dari api unggun ternyata mampu mengusir serangan itu tapi mengusir dengan jangka waktu yang singkat. Waktu singkat itu kami gunakan dengan sebaik mungkin untuk bergegas tidur, entah bagimana caranya malam itu semua kru dapat tidur dengan nyenyak.

Kumandang Adzan subuh yang menggema cukup lantang dari atas Gunung nyamuk membuatku tersadar sejenak lalu tidur lagi hinga pukul 6 pagi kami semua bangun dari tidur kami, santai sejenak lalu berkemas untuk segera pulang ke rumah.

Hari Itu kami mampu memprawani gunung nyamuk yang belum terjamah oleh siapapun meski serangan pesawat sukoi yang mencoba mengusir kami malam itu sangat banyak tapi semangat kami tak goyah begitu saja. Terimakasih Gunung nyamuk atas suasana yang kau berikan malam itu, kami puas dengan pelayananmu dan semoga di lai waktu kita bisa bertemu kembali.


 See You Again Mosquito Mounth

Gunung Nyamuk

Gunung Nyamuk

0 komentar: